Koprol.com Microblogging / Social Networking Made In Indonesia – Sudah Saatnya?

Desember 13, 2009 4 komentar

Assalammu’alaikum wr. wb.

Sudah saatnya Indonesia memiliki social network sendiri yang kontennya adalah konten lokal.  Penulis melihat koprol mirip-mirip dengan twitter yang juga melakukan update dengan jumlah karakter 140 dan tampilan yang sederhana.  Memang ada perbedaan yaitu dia menerapkan yang disebut dengan location based social network sama seperti brightkite dengan penambahan komentar mengenai lokasi yang kita kunjungi dan lokasi tersebut ada di Indonesia karena memang konten dan konteksnya adalah lokal.

Versi koprol masih beta dan anggotanya masih berdasarkan invitation, cukup banyak sudah anggota koprol di jakarta saja penulis lihat sekitar 4800-an member yang terlihat.  Social network yang seperti ini memang lebih dinamis, dan bisnis social network di Indonesia sudah visible.  Memang penulis masih melihat ke depan koprol akan mengambil pendapatan dari iklan-iklan di merchant yang mungkin tidak memiliki banyak budget untuk beriklan atau pilihan untuk beriklan online belum visible, bagaimana hasilnya juga tidak terukur.

Menurut Chris Anderson dalam bukunya the long tail :

Theory Long Tail pada budaya dan ekonomi makin memungkinkan ‘shifting’ yang sifatnya menjauhi fokus terhadap produk-produk dan pasar utama yang sering disebut dengan ‘blockbuster’ yang bertindak sebagai kepada demand  curve pada kurva demand, menuju sejumlah besar produk-produk niche pada ‘tail’ kurva demand.  Hal ini dimungkinkan karena biaya produksi dan distribusi mengalami penurunan, terutama internet, sehingga kebutuhan untuk promosi one fit all dalam satu wadah makin berkurang. Pada era dimana keterbatasan fisik seperti ketersediaan tempat dan rintangan lainnya pada sistem distribusi, produk-produk atau jasa yang ditargetkan pada konsumen tertentu secara ekonomis sudah menarik sama seperti produk dan jasa utama.

Bisa jadi bisnis menengah dan kecil yang tidak mungkin bisa beriklan, sekarang melalui social network dimungkinkan untuk beriklan dan promosi yang ditujukan kepada nasabah atau calon nasabah tertentu spesifik (seperti di facebook banyak invitation menjadi anggota group)atau yang kebetulan lokasinya  sedang berada di lokasi dekat merchant-merchant tersebut (koprol).  Produk-produk atau jasa yang disebut chris anderson ditargetkan kepada pelanggan tertentu sudah menarik dan masuk akal untuk ditawarkan.

Penulis berpendapat niche market yang tidak memiliki budget untuk promosi bisa menggunakan media social network lokal untuk melakukan kegiatan promosinya.  Tentunya hal ini juga ada persaingannya terutama akan datang dari provider cellular yang juga menawarkan promosi serupa ketika kita berada di mall atau temat tertentu melalui mobile solution seperti messaging (baca: sms) berbasiskan BTS atau GPS, walaupun berbicara persaingan akan menjadi topik lain pembicaraan.

Yang menarik adalah kita akan (mudah-mudahan kalau social network degan konten atau konteks lokal bisa bertahan) melihat bagaimana social network seperti koprol dapat melakukan kapitalisasi pada pasar yang sudah cukup jenuh ini melalui ide-ide baru yang dimungkinkan karena keberadaan internet dan diperkuat dengan akses koneksi broadband di tanah air ini yang makin meluas.

Teknologi yang dimiliki oleh koprol juga cukup canggih yang memungkinkan hal-hal tersebut di atas bakal bisa terjadi. Sesuai dengan pembicaraan podcast dari para  pendiri koprol.

Sumber: koprol.com & berbagai blog lainnya.

Wallahua’lam bishowaab

Hello world!

Agustus 29, 2009 1 komentar

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Kategori:Uncategorized